danjanganlah kamu membentak mereka. (Al-Isra: 23) Yakni janganlah kamu bersikap buruk kepada keduanya, seperti apa yang dikatakan oleh Ata ibnu Abu Rabah sehubungan dengan makna firman-Nya: dan janganlah kamu membentak mereka. (Al-Isra: 23) Maksudnya, janganlah kamu menolakkan kedua tanganmu terhadap keduanya. SuratAl-'Ankabut العنكبوت Artinya: Laba-laba Jumlah ayat 69 turun di Mekkah. Menyajikan Informasi Pendidikan, PPG, ASN, CPNS, PPPK, AKM, AKG, AKK, AKP, Buku Guru dan Siswa Kurikulum 2013 Surat Al-'Ankabut Arab, Latin, dan Terjemahan Bahasa Indonesia - JALURPPG.ID BacaanSurat Al 'Ankabut Arab + Latin dan Terjemahannya - Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia TransliterasiLatin: Wa tilkal-amṡālu naḍribuhā lin-nās, wa mā ya'qiluhā illal-'ālimụn (QS. 29:43) Arti / Terjemahan: Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (QS. Al-'Ankabut ayat 43) Tafsir Ringkas Kemenag Kementrian Agama RI Halini menjadi motivasi bagi kita semua untuk selalu mempersiapkan diri dengan memperbanyak dan meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah Swt. Hadirin Ma'asyiral Muslimin, Allah subhanahuwatalala berfirman dalam surat Al Ankabut ayat 57 yaitu: "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan." DenganAdanya Aplikasi Buku Ilmu Tajwid Dan Al Qur'an latin 114 Surat Ini Kami Harap Dapat Memudahkan Kamu Yang Sedang Belajar Ilmu Tajwid, Aplikasi Ini Membahas Tajwid Lengkap Dan Al Qur'an Latin Sebagai Pedoman Kita Al-Qashash (The Narasi) Al-'Ankabut (The Spider) Ar-Rum (Romawi) Luqman (Luqman) As-Sajdah (The Adoration) Al-Ahzab (Sekutu Takselamanya kesulitan akan terus menjadi sebuah kesulitan tiada henti. Itulah isi dari motto hidup Islami yang terkandung dalam al Quran. Allah telah berfirman dalam surat Asy Syarh ayat 5-6, فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6) " Sesungguhnya sesudah kesulitan h65HyUS. 19 Januari 2020 Baca Surah Al-Ankabut online bahasa arab, bahasa latin dan terjemahan kedalam bahasa indonesia disertai artinya tiap-tiap ayat pada Surat Al Ankabut. Surah Al Ankabut merupakan surat yang ke 29 dalam kitab suci Al Quran. Surah Al Ankabut terdiri dari 69 ayat dan termasuk juz ke 20 ayat 1-45, juz ke 21 ayat 46-69 serta tergolong dalam surah Makkiyah karena surah ini diturunkan di kota Mekkah. Surah Al Ankabut artinya “Laba-laba” yaitu diambil dari kata Al Ankabut yang terdapat pada ayat ke 41. Surah ke29ArtiLaba-LabaJumlah ayat69 ayatJuzJuz 20 ayat 1-45Juz 21 Ayat 46-69Golongan surahMakkiyah بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ الۤمّۤ ۗ alif lām mīmAlif Lam Mim. اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ a ḥasiban-nāsu ay yutrakū ay yaqụlū āmannā wa hum lā yuftanụnApakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji? وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ wa laqad fatannallażīna ming qablihim fa laya’lamannallāhullażīna ṣadaqụ walaya’lamannal-kāżibīnDan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta. اَمْ حَسِبَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِ اَنْ يَّسْبِقُوْنَا ۗسَاۤءَ مَا يَحْكُمُوْنَ am ḥasiballażīna ya’malụnas-sayyi`āti ay yasbiqụnā, sā`a mā yaḥkumụnAtaukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari azab Kami? Sangatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu! مَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ اللّٰهِ فَاِنَّ اَجَلَ اللّٰهِ لَاٰتٍ ۗوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ mang kāna yarjụ liqā`allāhi fa inna ajalallāhi la`āt, wa huwas-samī’ul-alīmBarangsiapa mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu yang dijanjikan Allah pasti datang. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui. وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ wa man jāhada fa innamā yujāhidu linafsih, innallāha laganiyyun anil-ālamīnDan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya tidak memerlukan sesuatu dari seluruh alam. وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّاٰتِهِمْ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَحْسَنَ الَّذِيْ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ wallażīna āmanụ wa amiluṣ-ṣāliḥāti lanukaffiranna an-hum sayyi`ātihim wa lanajziyannahum aḥsanallażī kānụ ya’malụnDan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, pasti akan Kami hapus kesalahan-kesalahannya dan mereka pasti akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۗوَاِنْ جَاهَدٰكَ لِتُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۗاِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ wa waṣṣainal-insāna biwālidaihi ḥusnā, wa in jāhadāka litusyrika bī mā laisa laka bihī ilmun fa lā tuṭi’humā, ilayya marji’ukum fa unabbi`ukum bimā kuntum ta’malụnDan Kami wajibkan kepada manusia agar berbuat kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ فِى الصّٰلِحِيْنَ wallażīna āmanụ wa amiluṣ-ṣāliḥāti lanudkhilannahum fiṣ-ṣāliḥīnDan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan mereka pasti akan Kami masukkan mereka ke dalam golongan orang yang saleh. وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ فَاِذَآ اُوْذِيَ فِى اللّٰهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللّٰهِ ۗوَلَىِٕنْ جَاۤءَ نَصْرٌ مِّنْ رَّبِّكَ لَيَقُوْلُنَّ اِنَّا كُنَّا مَعَكُمْۗ اَوَلَيْسَ اللّٰهُ بِاَعْلَمَ بِمَا فِيْ صُدُوْرِ الْعٰلَمِيْنَ wa minan-nāsi may yaqụlu āmannā billāhi fa iżā ụżiya fillāhi ja’ala fitnatan-nāsi ka’ażābillāh, wa la`in jā`a naṣrum mir rabbika layaqụlunna innā kunnā ma’akum, a wa laisallāhu bi`a’lama bimā fī ṣudụril-ālamīnDan di antara manusia ada sebagian yang berkata, “Kami beriman kepada Allah,” tetapi apabila dia disakiti karena dia beriman kepada Allah, dia menganggap cobaan manusia itu sebagai siksaan Allah. Dan jika datang pertolongan dari Tuhanmu, niscaya mereka akan berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu.” Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada di dalam dada semua manusia? وَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ wa laya’lamannallāhullażīna āmanụ wa laya’lamannal-munāfiqīnDan Allah pasti mengetahui orang-orang yang beriman dan Dia pasti mengetahui orang-orang yang munafik. وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّبِعُوْا سَبِيْلَنَا وَلْنَحْمِلْ خَطٰيٰكُمْۗ وَمَا هُمْ بِحَامِلِيْنَ مِنْ خَطٰيٰهُمْ مِّنْ شَيْءٍۗ اِنَّهُمْ لَكٰذِبُوْنَ wa qālallażīna kafarụ lillażīna āmanuttabi’ụ sabīlanā walnaḥmil khaṭāyākum, wa mā hum biḥāmilīna min khaṭāyāhum min syaī`, innahum lakāżibụnDan orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, “Ikutilah jalan kami, dan kami akan memikul dosa-dosamu,” padahal mereka sedikit pun tidak sanggup memikul dosa-dosa mereka sendiri. Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. وَلَيَحْمِلُنَّ اَثْقَالَهُمْ وَاَثْقَالًا مَّعَ اَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْـَٔلُنَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عَمَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ wa layaḥmilunna aṡqālahum wa aṡqālam ma’a aṡqālihim wa layus`alunna yaumal-qiyāmati ammā kānụ yaftarụnDan mereka benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka sendiri, dan dosa-dosa yang lain bersama dosa mereka, dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu mereka ada-adakan. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَ wa laqad arsalnā nụḥan ilā qaumihī fa labiṡa fīhim alfa sanatin illā khamsīna āmā, fa akhażahumuṭ-ṭụfānu wa hum ẓālimụnDan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim. فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَصْحٰبَ السَّفِيْنَةِ وَجَعَلْنٰهَآ اٰيَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ fa anjaināhu wa aṣ-hābas-safīnati wa ja’alnāhā āyatal lil-ālamīnMaka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan Kami jadikan peristiwa itu sebagai pelajaran bagi semua manusia. وَاِبْرٰهِيْمَ اِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاتَّقُوْهُ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ wa ibrāhīma iż qāla liqaumihi’budullāha wattaqụh, żālikum khairul lakum ing kuntum ta’lamụnDan ingatlah Ibrahim, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًا وَّتَخْلُقُوْنَ اِفْكًا ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ innamā ta’budụna min dụnillāhi auṡānaw wa takhluqụna ifkā, innallażīna ta’budụna min dụnillāhi lā yamlikụna lakum rizqan fabtagụ indallāhir-rizqa wa’budụhu wasykurụ lah, ilaihi turja’ụnSesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala, dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki dari Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan. وَاِنْ تُكَذِّبُوْا فَقَدْ كَذَّبَ اُمَمٌ مِّنْ قَبْلِكُمْ ۗوَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ wa in tukażżibụ fa qad każżaba umamum ming qablikum, wa mā alar-rasụli illal-balāgul-mubīnDan jika kamu orang kafir mendustakan, maka sungguh, umat sebelum kamu juga telah mendustakan para rasul. Dan kewajiban rasul itu hanyalah menyampaikan agama Allah dengan jelas.” اَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللّٰهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ a wa lam yarau kaifa yubdi`ullāhul-khalqa ṡumma yu’īduh, inna żālika alallāhi yasīrDan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan makhluk, kemudian Dia mengulanginya kembali. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ بَدَاَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللّٰهُ يُنْشِئُ النَّشْاَةَ الْاٰخِرَةَ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ۚqul sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa bada`al-khalqa ṡummallāhu yunsyi`un-nasy`atal-ākhirah, innallāha alā kulli syai`ing qadīrKatakanlah, “Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah memulai penciptaan makhluk, kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. يُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَرْحَمُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَاِلَيْهِ تُقْلَبُوْنَ yu’ażżibu may yasyā`u wa yar-ḥamu may yasyā`, wa ilaihi tuqlabụnDia Allah mengazab siapa yang Dia kehendaki dan memberi rahmat kepada siapa yang Dia kehendaki, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan. وَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ ۖوَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍwa mā antum bimu’jizīna fil-arḍi wa lā fis-samā`i wa mā lakum min dụnillāhi miw waliyyiw wa lā naṣīrDan kamu sama sekali tidak dapat melepaskan diri dari azab Allah baik di bumi maupun di langit, dan tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah. وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَلِقَاۤىِٕهٖٓ اُولٰۤىِٕكَ يَىِٕسُوْا مِنْ رَّحْمَتِيْ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ wallażīna kafarụ bi`āyātillāhi wa liqā`ihī ulā`ika ya`isụ mir raḥmatī wa ulā`ika lahum ażābun alīmDan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan-Nya, mereka berputus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu akan mendapat azab yang pedih. فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهٖٓ اِلَّآ اَنْ قَالُوا اقْتُلُوْهُ اَوْ حَرِّقُوْهُ فَاَنْجٰىهُ اللّٰهُ مِنَ النَّارِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ fa mā kāna jawāba qaumihī illā ang qāluqtulụhu au ḥarriqụhu fa anjāhullāhu minan-nār, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yu`minụnMaka tidak ada jawaban kaumnya Ibrahim, selain mengatakan, “Bunuhlah atau bakarlah dia,” lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang beriman. وَقَالَ اِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًاۙ مَّوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ ثُمَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَّيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۖوَّمَأْوٰىكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَۖ wa qāla innamattakhażtum min dụnillāhi auṡānam mawaddata bainikum fil-ḥayātid-dun-yā, ṡumma yaumal-qiyāmati yakfuru ba’ḍukum biba’ḍiw wa yal’anu ba’ḍukum ba’ḍaw wa ma`wākumun-nāru wa mā lakum min nāṣirīnDan dia Ibrahim berkata, “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah, hanya untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan di dunia, kemudian pada hari Kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling mengutuk; dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagimu.” ۞ فَاٰمَنَ لَهٗ لُوْطٌۘ وَقَالَ اِنِّيْ مُهَاجِرٌ اِلٰى رَبِّيْ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ fa āmana lahụ lụṭ, wa qāla innī muhājirun ilā rabbī, innahụ huwal-azīzul-ḥakīmMaka Lut membenarkan kenabian Ibrahim. Dan dia Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku harus berpindah ke tempat yang diperintahkan Tuhanku; sungguh, Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتٰبَ وَاٰتَيْنٰهُ اَجْرَهٗ فِى الدُّنْيَا ۚوَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ wa wahabnā lahū is-ḥāqa wa ya’qụba wa ja’alnā fī żurriyyatihin-nubuwwata wal-kitāba wa ātaināhu ajrahụ fid-dun-yā, wa innahụ fil-ākhirati laminaṣ-ṣāliḥīnDan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan kitab kepada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, termasuk orang yang saleh. وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ ۖمَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ wa lụṭan iż qāla liqaumihī innakum lata`tụnal-fāḥisyata mā sabaqakum bihā min aḥadim minal-ālamīnDan ingatlah ketika Lut berkata kepada kaumnya, “Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji homoseksual yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu. اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُوْنَ السَّبِيْلَ ەۙ وَتَأْتُوْنَ فِيْ نَادِيْكُمُ الْمُنْكَرَ ۗفَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهٖٓ اِلَّآ اَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَa innakum lata`tụnar-rijāla wa taqṭa’ụnas-sabīla wa ta`tụna fī nādīkumul-mungkar, fa mā kāna jawāba qaumihī illā ang qālu`tinā bi’ażābillāhi ing kunta minaṣ-ṣādiqīnApakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar.” قَالَ رَبِّ انْصُرْنِيْ عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِيْنَqāla rabbinṣurnī alal-qaumil-mufsidīnDia Lut berdoa, “Ya Tuhanku, tolonglah aku dengan menimpakan azab atas golongan yang berbuat kerusakan itu.” وَلَمَّا جَاۤءَتْ رُسُلُنَآ اِبْرٰهِيْمَ بِالْبُشْرٰىۙ قَالُوْٓا اِنَّا مُهْلِكُوْٓا اَهْلِ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ ۚاِنَّ اَهْلَهَا كَانُوْا ظٰلِمِيْنَ ۚwa lammā jā`at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālū innā muhlikū ahli hāżihil-qaryah, inna ahlahā kānụ ẓālimīnDan ketika utusan Kami para malaikat datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengatakan, “Sungguh, kami akan membinasakan penduduk kota Sodom ini karena penduduknya sungguh orang-orang zalim.” قَالَ اِنَّ فِيْهَا لُوْطًا ۗقَالُوْا نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَنْ فِيْهَا ۖ لَنُنَجِّيَنَّهٗ وَاَهْلَهٗٓ اِلَّا امْرَاَتَهٗ كَانَتْ مِنَ الْغٰبِرِيْنَ qāla inna fīhā lụṭā, qālụ naḥnu a’lamu biman fīhā lanunajjiyannahụ wa ahlahū illamra`atahụ kānat minal-gābirīnIbrahim berkata, “Sesungguhnya di kota itu ada Lut.” Mereka para malaikat berkata, “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal dibinasakan.” وَلَمَّآ اَنْ جَاۤءَتْ رُسُلُنَا لُوْطًا سِيْۤءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَّقَالُوْا لَا تَخَفْ وَلَا تَحْزَنْ ۗاِنَّا مُنَجُّوْكَ وَاَهْلَكَ اِلَّا امْرَاَتَكَ كَانَتْ مِنَ الْغٰبِرِيْنَwa lammā an jā`at rusulunā lụṭan sī`a bihim wa ḍāqa bihim żar’aw wa qālụ lā takhaf wa lā taḥzan, innā munajjụka wa ahlaka illamra`ataka kānat minal-gābirīnDan ketika para utusan Kami para malaikat datang kepada Lut, dia merasa bersedih hati karena kedatangan mereka, dan merasa tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka, dan mereka para utusan berkata, “Janganlah engkau takut dan jangan pula bersedih hati. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia termasuk orang-orang yang tinggal dibinasakan.” اِنَّا مُنْزِلُوْنَ عَلٰٓى اَهْلِ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ رِجْزًا مِّنَ السَّمَاۤءِ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ innā munzilụna alā ahli hāżihil-qaryati rijzam minas-samā`i bimā kānụ yafsuqụnSesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit kepada penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik. وَلَقَدْ تَّرَكْنَا مِنْهَآ اٰيَةً ۢ بَيِّنَةً لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ wa laqat taraknā min-hā āyatam bayyinatal liqaumiy ya’qilụnDan sungguh, tentang itu telah Kami tinggalkan suatu tanda yang nyata bagi orang-orang yang mengerti. وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًاۙ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَارْجُوا الْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ۖwa ilā madyana akhāhum syu’aiban fa qāla yā qaumi’budullāha warjul-yaumal-ākhira wa lā ta’ṡau fil-arḍi mufsidīnDan kepada penduduk Madyan, Kami telah mengutus saudara mereka Syuaib, dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, harapkanlah pahala hari akhir, dan jangan kamu berkeliaran di bumi berbuat kerusakan.” فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ ۙfa każżabụhu fa akhażat-humur-rajfatu fa aṣbaḥụ fī dārihim jāṡimīnMereka mendustakannya Syuaib, maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat, lalu jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka. وَعَادًا وَّثَمُوْدَا۟ وَقَدْ تَّبَيَّنَ لَكُمْ مِّنْ مَّسٰكِنِهِمْۗ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَكَانُوْا مُسْتَبْصِرِيْنَ ۙwa ādaw wa ṡamụda wa qat tabayyana lakum mim masākinihim, wa zayyana lahumusy-syaiṭānu a’mālahum fa ṣaddahum anis-sabīli wa kānụ mustabṣirīnJuga ingatlah kaum ’Ad dan Samud, sungguh telah nyata bagi kamu kehancuran mereka dari puing-puing tempat tinggal mereka. Setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan buruk mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan Allah, sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam, وَقَارُوْنَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامٰنَۗ وَلَقَدْ جَاۤءَهُمْ مُّوْسٰى بِالْبَيِّنٰتِ فَاسْتَكْبَرُوْا فِى الْاَرْضِ وَمَا كَانُوْا سَابِقِيْنَ ۚwa qārụna wa fir’auna wa hāmān, wa laqad jā`ahum mụsā bil-bayyināti fastakbarụ fil-arḍi wa mā kānụ sābiqīndan juga Karun, Firaun dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput dari azab Allah. فَكُلًّا اَخَذْنَا بِذَنْۢبِهٖۙ فَمِنْهُمْ مَّنْ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ اَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْاَرْضَۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ اَغْرَقْنَاۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَfa kullan akhażnā biżambihī fa min-hum man arsalnā alaihi ḥāṣibā, wa min-hum man akhażat-huṣ-ṣaiḥah, wa min-hum man khasafnā bihil-arḍ, wa min-hum man agraqnā, wa mā kānallāhu liyaẓlimahum wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụnMaka masing-masing mereka itu Kami azab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri. مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِۚ اِتَّخَذَتْ بَيْتًاۗ وَاِنَّ اَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ maṡalullażīnattakhażụ min dụnillāhi auliyā`a kamaṡalil-angkabụt, ittakhażat baitā, wa inna auhanal-buyụti labaitul-angkabụt, lau kānụ ya’lamụnPerumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui. اِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ مِنْ شَيْءٍۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ innallāha ya’lamu mā yad’ụna min dụnihī min syaī`, wa huwal-azīzul-ḥakīmSungguh, Allah mengetahui apa saja yang mereka sembah selain Dia. Dan Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana. وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِۚ وَمَا يَعْقِلُهَآ اِلَّا الْعَالِمُوْنَ wa tilkal-amṡālu naḍribuhā lin-nās, wa mā ya’qiluhā illal-ālimụnDan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu. خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّلْمُؤْمِنِيْنَ ۔khalaqallāhus-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, inna fī żālika la`āyatal lil-mu`minīnAllah menciptakan langit dan bumi dengan haq. Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَutlu mā ụḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh, innaṣ-ṣalāta tan-hā anil-faḥsyā`i wal-mungkar, walażikrullāhi akbar, wallāhu ya’lamu mā taṣna’ụnBacalah Kitab Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepadamu Muhammad dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah salat itu lebih besar keutamaannya dari ibadah yang lain. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ۞ وَلَا تُجَادِلُوْٓا اَهْلَ الْكِتٰبِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۖ اِلَّا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ وَقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِالَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَاُنْزِلَ اِلَيْكُمْ وَاِلٰهُنَا وَاِلٰهُكُمْ وَاحِدٌ وَّنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَwa lā tujādilū ahlal-kitābi illā billatī hiya aḥsanu illallażīna ẓalamụ min-hum wa qụlū āmannā billażī unzila ilainā wa unzila ilaikum wa ilāhunā wa ilāhukum wāḥiduw wa naḥnu lahụ muslimụnDan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka, dan katakanlah, ”Kami telah beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhan kamu satu; dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.” وَكَذٰلِكَ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَۗ فَالَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖۚ وَمِنْ هٰٓؤُلَاۤءِ مَنْ يُّؤْمِنُ بِهٖۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰيٰتِنَآ اِلَّا الْكٰفِرُوْنَwa każālika anzalnā ilaikal-kitāb, fallażīna ātaināhumul-kitāba yu`minụna bih, wa min hā`ulā`i may yu`minu bih, wa mā yaj-ḥadu bi`āyātinā illal-kāfirụnDan demikianlah Kami turunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu. Adapun orang-orang yang telah Kami berikan Kitab Taurat dan Injil mereka beriman kepadanya Al-Qur’an, dan di antara mereka orang-orang kafir Mekah ada yang beriman kepadanya. Dan hanya orang-orang kafir yang mengingkari ayat-ayat Kami. وَمَا كُنْتَ تَتْلُوْا مِنْ قَبْلِهٖ مِنْ كِتٰبٍ وَّلَا تَخُطُّهٗ بِيَمِيْنِكَ اِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُوْنَwa mā kunta tatlụ ming qablihī ming kitābiw wa lā takhuṭṭuhụ biyamīnika iżal lartābal-mubṭilụnDan engkau Muhammad tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum Al-Qur’an dan engkau tidak pernah menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya engkau pernah membaca dan menulis, niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya. بَلْ هُوَ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ فِيْ صُدُوْرِ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰيٰتِنَآ اِلَّا الظّٰلِمُوْنَbal huwa āyātum bayyinātun fī ṣudụrillażīna ụtul-ilm, wa mā yaj-ḥadu bi`āyātinā illaẓ-ẓālimụnSebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami. وَقَالُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اٰيٰتٌ مِّنْ رَّبِّهٖ ۗ قُلْ اِنَّمَا الْاٰيٰتُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاِنَّمَآ اَنَا۠ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌwa qālụ lau lā unzila alaihi āyātum mir rabbih, qul innamal-āyātu indallāh, wa innamā ana nażīrum mubīnDan mereka orang-orang kafir Mekah berkata, ”Mengapa tidak diturunkan mukjizat-mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah Muhammad, ”Mukjizat-mukjizat itu terserah kepada Allah. Aku hanya seorang pemberi peringatan yang jelas.” اَوَلَمْ يَكْفِهِمْ اَنَّآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ يُتْلٰى عَلَيْهِمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَرَحْمَةً وَّذِكْرٰى لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ a wa lam yakfihim annā anzalnā alaikal-kitāba yutlā alaihim, inna fī żālika laraḥmataw wa żikrā liqaumiy yu`minụnApakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab Al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka? Sungguh, dalam Al-Qur’an itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. قُلْ كَفٰى بِاللّٰهِ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ شَهِيْدًاۚ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْبَاطِلِ وَكَفَرُوْا بِاللّٰهِ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَqul kafā billāhi bainī wa bainakum syahīdā, ya’lamu mā fis-samāwāti wal-arḍ, wallażīna āmanụ bil-bāṭili wa kafarụ billāhi ulā`ika humul-khāsirụnKatakanlah Muhammad, ”Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi. Dan orang yang percaya kepada yang batil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang rugi.” وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالْعَذَابِۗ وَلَوْلَآ اَجَلٌ مُّسَمًّى لَّجَاۤءَهُمُ الْعَذَابُۗ وَلَيَأْتِيَنَّهُمْ بَغْتَةً وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَwa yasta’jilụnaka bil-ażāb, walau lā ajalum musammal lajā`ahumul-ażāb, wa laya`tiyannahum bagtataw wa hum lā yasy’urụnDan mereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Kalau bukan karena waktunya yang telah ditetapkan, niscaya datang azab kepada mereka, dan azab itu pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. يَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالْعَذَابِۗ وَاِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيْطَةٌ ۢ بِالْكٰفِرِيْنَۙyasta’jilụnaka bil-ażāb, wa inna jahannama lamuḥīṭatum bil-kāfirīnMereka meminta kepadamu agar segera diturunkan azab. Dan sesungguhnya neraka Jahanam itu pasti meliputi orang-orang kafir, يَوْمَ يَغْشٰىهُمُ الْعَذَابُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ اَرْجُلِهِمْ وَيَقُوْلُ ذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَyauma yagsyāhumul-ażābu min fauqihim wa min taḥti arjulihim wa yaqụlu żụqụ mā kuntum ta’malụnpada hari ketika azab menutup mereka dari atas dan dari bawah kaki mereka dan Allah berkata kepada mereka, ”Rasakanlah balasan dari apa yang telah kamu kerjakan!” يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّ اَرْضِيْ وَاسِعَةٌ فَاِيَّايَ فَاعْبُدُوْنِyā ibādiyallażīna āmanū inna arḍī wāsi’atun fa iyyāya fa’budụnWahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Sungguh, bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja. كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَkullu nafsin żā`iqatul-maụt, ṡumma ilainā turja’ụnSetiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan. وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ نِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَۖwallażīna āmanụ wa amiluṣ-ṣāliḥāti lanubawwi`annahum minal-jannati gurafan tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā, ni’ma ajrul-āmilīnDan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan, الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَallażīna ṣabarụ wa alā rabbihim yatawakkalụnyaitu orang-orang yang bersabar dan bertawakal kepada Tuhannya. وَكَاَيِّنْ مِّنْ دَاۤبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَاۖ اللّٰهُ يَرْزُقُهَا وَاِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُwa ka`ayyim min dābbatil lā taḥmilu rizqahallāhu yarzuquhā wa iyyākum wa huwas-samī’ul-alīmDan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak dapat membawa mengurus rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۗفَاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَwa la`in sa`altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa sakhkharasy-syamsa wal-qamara layaqụlunnallāh, fa annā yu`fakụnDan jika engkau bertanya kepada mereka, ”Siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Pasti mereka akan menjawab, ”Allah.” Maka mengapa mereka bisa dipalingkan dari kebenaran. اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌallāhu yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u min ibādihī wa yaqdiru lah, innallāha bikulli syai`in alīmAllah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia pula yang membatasi baginya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ نَّزَّلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ مِنْۢ بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ ۙقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَwa la`in sa`altahum man nazzala minas-samā`i mā`an fa aḥyā bihil-arḍa mim ba’di mautihā layaqụlunnallāhu qulil-ḥamdu lillāh, bal akṡaruhum lā ya’qilụnDan jika kamu bertanya kepada mereka, ”Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu dengan air itu dihidupkannya bumi yang sudah mati?” Pasti mereka akan menjawab, ”Allah.” Katakanlah, ”Segala puji bagi Allah,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti. وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَwa mā hāżihil-ḥayātud-dun-yā illā lahwuw wa la’ib, wa innad-dāral-ākhirata lahiyal-ḥayawān, lau kānụ ya’lamụnDan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. فَاِذَا رَكِبُوْا فِى الْفُلْكِ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ فَلَمَّا نَجّٰىهُمْ اِلَى الْبَرِّ اِذَا هُمْ يُشْرِكُوْنَۙ fa iżā rakibụ fil-fulki da’awullāha mukhliṣīna lahud-dīn, fa lammā najjāhum ilal-barri iżā hum yusyrikụnMaka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian ikhlas kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka kembali mempersekutukan Allah, لِيَكْفُرُوْا بِمَآ اٰتَيْنٰهُمْۙ وَلِيَتَمَتَّعُوْاۗ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَliyakfurụ bimā ātaināhum wa liyatamatta’ụ, fa saufa ya’lamụnbiarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka dan silakan mereka hidup bersenang-senang dalam kekafiran. Maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatannya. اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا جَعَلْنَا حَرَمًا اٰمِنًا وَّيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْۗ اَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُوْنَ وَبِنِعْمَةِ اللّٰهِ يَكْفُرُوْنَa wa lam yarau annā ja’alnā ḥaraman āminaw wa yutakhaṭṭafun-nāsu min ḥaulihim, a fa bil-bāṭili yu`minụna wa bini’matillāhi yakfurụnTidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami telah menjadikan negeri mereka tanah suci yang aman, padahal manusia di sekitarnya saling merampok. Mengapa setelah nyata kebenaran mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah? وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِالْحَقِّ لَمَّا جَاۤءَهٗ ۗ اَلَيْسَ فِيْ جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْكٰفِرِيْنَwa man aẓlamu mim maniftarā alallāhi każiban au każżaba bil-ḥaqqi lammā jā`ah, a laisa fī jahannama maṡwal lil-kāfirīnDan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan kepada Allah atau orang yang mendustakan yang hak ketika yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahanam ada tempat bagi orang-orang kafir? وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ wallażīna jāhadụ fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lama’al-muḥsinīnDan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridaan Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik. Baca surat sebelumnya Surat Al Qasas dan surat sesudahnya Surat Ar Rum. ReferensiId Wikipedia. Diakses pada 2020. Surah Al-AnkabutQuran Kemenaq. Diakses pada 2020. Al-AnkabutSoundcloud. Diakses pada 2020. Alafasy 29-Al-AnkabootLite Quran. Diakses pada 2020. Surat Al Ankabut Arab, Latin & Terjemah Bahasa Indonesia قُلْ سِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ بَدَأَ ٱلْخَلْقَ ۚ ثُمَّ ٱللَّهُ يُنشِئُ ٱلنَّشْأَةَ ٱلْءَاخِرَةَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ Arab-Latin Qul sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa bada`al-khalqa ṡummallāhu yunsyi`un-nasy`atal-ākhirah, innallāha 'alā kulli syai`ing qadīrArtinya Katakanlah "Berjalanlah di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Al-'Ankabut 19 ✵ Al-'Ankabut 21 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Tentang Surat Al-Ankabut Ayat 20 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ankabut Ayat 20 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah mendalam dari ayat ini. Diketemukan beragam penjelasan dari kalangan mufassirin terkait kandungan surat Al-Ankabut ayat 20, sebagiannya sebagaimana berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaKatakanlah wahai Rasul kepada orang-orang yang mengingkari Hari Kebangkitan setelah kematian, “Berjalanlah di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allah mengadakan mahkluk-makhlukNya, tidak sulit bagiNya untuk mengadakan itu pertama kali. Demikian pula, bukan perkara sulit bagiNya untuk mengulang penciptaan itu kembali sekali lagi. Sesungguhnya Allah MahaKuasa atas segala sesuatu; tidak ada sesuatu yang diinginkanNya yang melemahkanNya.”📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram20. Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang mendustakan hari Kebangkitan tersebut, “Berjalanlah di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana Allah memulai penciptaan makhluk, kemudian Allah menghidupkan manusia setelah kematiannya dengan kehidupan kedua untuk kebangkitan dan perhitungan. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang mampu melemahkan-Nya, maka tidak berat bagi-Nya untuk membangkitkan manusia sebagaimana tidak berat bagi-Nya untuk menciptakan mereka dari awal.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah20. Hai Rasulullah, katakanlah kepada orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan dan berdirinya mereka di hadapan Allah “Perhatikanlah bumi ini, baik yang dekat maupun yang jauh; kemudian perhatikanlah kembali bagaimana penciptaannya, agar kalian memahami bahwa yang menciptakannya -dari ketidakadaan- Maha Kuasa untuk menciptakannya kembali di akhirat kelak; sebab jika Dia mampu menciptakan pertama kali maka Dia mampu mengulangi penciptaannya kembali. Dia mampu membangkitkan dan mampu melakukan segala yang Dia kehendaki.”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah20. قُلْ سِيرُوا۟ فِى الْأَرْضِ فَانظُرُوا۟ كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ۚ Katakanlah “Berjalanlah di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya Meski dengan jumlah yang banyak, bermacam-macam warna, tabiat, dan bahasa mereka. ثُمَّ اللهُ يُنشِئُ النَّشْأَةَ الْاٰخِرَةَ ۚ kemudian Allah menjadikannya sekali lagi Yakni menciptakannya kembali dengan penciptaan yang kedua pada hari kebangkitan.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah20. Katakanlah wahai nabi kepada para pendusta risalahmu itu “Berjalanlah kalian di permukaan bumi lalu lihatlah bagaimana awal mula penciptaan makhluk sebelum kalian dengan bentuk yang berbeda-beda dan perangai yang berubah-ubah, supaya kalian mengerti kesempurnaan kuasa Allah. Jejak peninggalan mereka menunjukkan keberadaan mereka. Kemudian Allah menghidupkan lagi makhlukNya usai kebangkitan pertama yang disebut awal penciptaan. Sesungguhnya awal penciptaan dan proses penghidupan ulang itu adalah dua kebangkitan. Sesunggunya Allah berkuasa atas setiap sesuatu dan tidak ada sesuatu yang tidak mampu dilakukanNya seperti awal penciptaan awal dan penghidupan kembali. Kata Bada’a dan Abda’a itu bermakna satu yaitu awal penciptaan, yaitu menciptakan sesuatu yang belum ada. Dan kebangkitan akhirat adalah proses menghidupkan makhluk pada hari kiamat📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H20. “Katakanlah” kepada mereka kalau mereka meragukan permulaan penciptaan, “Berjalanlah di muka bumi,” dengan jasad dan hati kalian, “maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya,” maka sesungguhnya kalian akan menemukan umat-umat dari anak cucu Adam dan dari berbagai jenis hewan senantiasa ada sedikit demi sedikit; dan kalian akan menjumpai tumbuh-tumbuhan dan berbagai pohon, bagaimana ia tumbuh dari waktu ke waktu. Dan kalian menjumpai awan, angina dan lain-lainnya selalu bereproduksi, bahkan manusia selalu dalam permulaan dan pengulangan proses reproduksi. Maka perhatikanlah mereka pada saat mereka mati dengan kematian kecil, yaitu tidur. Mereka telah diselimuti malam yang gelap gempita, gerak mereka pun menjadi diam, suara mereka menjadi sepi dan mereka menjadi di atas kasur dan di tempat-tempat tidur mereka, tak ubahnya seperti orang mati. Kemudian mereka terus seperti itu sepanjang malam hingga fajar Shubuh terbit, lalu mereka bangun dari tidur lelap mereka, dan mereka dibangkitkan dari kematian seraya berkata, “segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan dan hanya kepadaNya-lah tempat kami kembali.” Oleh karena itu, Allah berfirman, “Kemudian Allah,” setelah membangkitkan mereka “menjadikannya sekali lagi” yaitu penciptaan yang tidak menjadikan kematian ataupun tidur; melainkan kekekalan dan keabadian di dalam salah satu dari dua negeri. “Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.” Kekuasaan Allah tidak dapat dihalangi oleh apa pun. Sebagaimana Dia kuasa memulai penciptaan, maka kekuasaanNya untuk mengulangi penciptaan itu tentu lebih mudah dan lebih layak mampu dilakukan.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Ankabut ayat 20 Katakanlah wahai Nabi Allah kepada mereka yang mendustakan Berjalanlah di bumi dengan tubuh-tubuh kalian, kemudian berpikirlah dengan hati dan akal kalian, lihatlah bagaimana Allah memulai penciptaan makhluk dan mewujudkannya dari ketiadaan ?! Kemudian Allah mematikannya, kemudian dikembalikan jika Allah menghendaki mereka dan mewujudkan kembali pada kali yang lain; Allah juga yang menghendaki mereka awal pertama kali dan tidak ada yang menahan Allah untuk mengembalikannya pada kali yang lain, sungguh kuasa Allah tidak ada yang melemahkan-Nya, Allah maha kuasa atas segala sesuatu.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, mereka, jika mereka masih ragu-ragu. Dengan badan dan hatimu. Kamu akan mendapati makhluk, baik dari kalangan manusia maupun hewan senantiasa terwujud sedikit demi sedikit, demikian pula kamu melihat tanaman tumbuh sedikit demi sedikit, dan kamu menemukan awan, angin dan sebagainya mengalami pembaruan, bahkan makhluk semuanya selalu mengalami permulaan dan pengembalian. Perhatikanlah mereka ketika mengalami mati yang kecil, yaitu tidur ketika malam menimpa mereka, maka gerakan mereka pun mulai tenang, suara terhenti dan mereka di kasurnya seperti orang yang mati, dan mereka selama malam itu tetap seperti itu sampai tiba waktu pagi, mereka pun bangun dari tidurnya dan bangkit dari kematiannya, di antara mereka ada yang bersyukur dengan mengatakan, “Al Hamdulilallladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur” artinya Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nyalah kami dibangkitkan Maksudnya, Allah membangkitkan manusia setelah mati kelak di akhirat, dan mereka akan hidup kekal di salah satu tempat; surga atau neraka.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ankabut Ayat 20Meski sudah sangat banyak bukti kekuasaan Allah dan keniscayaan hari akhir yang dikemukakan, Allah memerintahkan nabi Muhammad, katakanlah wahai rasul, kepada orang-orang yang mendustakan kebangkitan setelah kematian, 'berjalanlah di muka bumi ke mana saja kaki berjalan, maka perhatikanlah dengan segera bagaimana Allah memulai penciptaan makhluk yang beraneka ragam, kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir dengan membangkitkan manusia setelah mati kelak di akhirat. Sungguh, Allah mahakuasa atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. 21. Dia mengazab dengan sangat adil siapa yang dia kehendaki atas segala dosa yang dilakukannya semasa hidup, dan memberi rahmat kepada siapa yang dia kehendaki, yaitu orang-orang yang bertobat dan beramal saleh, dan hanya kepada-Nya setelah kematian kamu akan dikembalikan untuk perhitungan dan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikian variasi penafsiran dari para mufassir terhadap makna dan arti surat Al-Ankabut ayat 20 arab-latin dan artinya, moga-moga bermanfaat bagi kita semua. Sokonglah perjuangan kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Terbanyak Dilihat Baca berbagai materi yang terbanyak dilihat, seperti surat/ayat Adh-Dhuha, Al-Isra 32, Al-Hujurat 13, Al-Kafirun, An-Naba, Al-A’la. Ada pula Al-Fatihah, Seribu Dinar, Al-Falaq, Do’a Setelah Adzan, Al-Qadr, Yusuf 28. Adh-DhuhaAl-Isra 32Al-Hujurat 13Al-KafirunAn-NabaAl-A’laAl-FatihahSeribu DinarAl-FalaqDo’a Setelah AdzanAl-QadrYusuf 28 Pencarian arti surat yunus ayat 41, al baqarah ayat 55, surat alkausar, al araf 179, qs al mu'minun ayat 12-14 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah أَوَلَمْ يَرَوْا۟ كَيْفَ يُبْدِئُ ٱللَّهُ ٱلْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥٓ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ Arab-Latin A wa lam yarau kaifa yubdi`ullāhul-khalqa ṡumma yu'īduh, inna żālika 'alallāhi yasīrArtinya Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian mengulanginya kembali. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Al-'Ankabut 18 ✵ Al-'Ankabut 20 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Mendalam Mengenai Surat Al-Ankabut Ayat 19 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ankabut Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan variasi penjabaran dari kalangan ahli ilmu berkaitan kandungan surat Al-Ankabut ayat 19, di antaranya sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaTidakkah mereka itu mengetahui bagaimana Allah mengadakan makhluk dari tidak ada, kemudian Dia mengembalikan wujudnya setelah kehancurannya, sebagaimana Dia memulai penciptaannya sekali lagi dalam wujud yang baru, tanpa menyulitkanNya? Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah, sebagaimana mudah bagiNya untuk mengadakannya pertama kali.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram19. Adakah orang-orang yang mendustakan tersebut memperhatikan bagaimana Allah menciptakan makhluk dari awal kemudian mengembalikannya setelah kematiannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah, dan Dia Mahakuasa, tidak ada sesuatu pun yang melemahkan-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah19. Apakah orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan itu tidak mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah pada makhluk-Nya; Dia menciptakan makhluk-Nya dari ketidakadaan dan dengan kuasa-Nya menciptakan mereka kembali setelah kematian sebagaimana penciptaan mereka sebelumnya. Sungguh yang demikian itu adalah hal yang mudah bagi Allah, tidak ada yang sulit dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah19. أَوَلَمْ يَرَوْا۟ كَيْفَ يُبْدِئُ اللهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥٓ ۚ Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian mengulanginya kembali Yakni tidaklah mereka memperhatikan bagaimana Allah menciptakan setiap mereka dari air mani, kemudian Allah mengeluarkannya ke dunia, lalu mematikannya sesudah itu; begitu juga pada seluruh binatang dan tumbuhan. Apabila kalian telah melihat kuasa Allah untuk menciptakan maka Dia juga berkuasa untuk mengulangi penciptaan itu membangkitkan dari kematian. إِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيرٌSesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah Sebab jika Allah hendak menciptakan sesuatu, Dia berfirman “jadilah” maka ciptaan itupun jadi.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah19. Apakah mereka tidak melihat dan mengetahui bagaimana Allah memulai penciptaan manusia, hewan dan tumbuhan, kemudian menghidupkan kembali manusia setelah mati dan tiada. Sesungguhnya yang demikian itu mudah dan gampang bagi Allah. Barang siapa yang mampu menciptakan sesuatu pertama kali maka dia juga mampu mengembalikannya. Dia hal itu sama bagiNya. Kata {Yarau} di sini bermakna ya’lamu mengetahui dan hamzah istifham itu berfaedah inkary dan nafi. Dan jika digabungkan dengan nafi yang sebenarnya yaitu {Lam} maka akan berfungsi untuk menunjukkan informasi, yaitu untuk memastikan bahwa merka benar-benar melihat mengetahui. Kalimat yang serupa yaitu {Alam Nashrah} [QS Asy-Syarh 94/1]📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H19. “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian mengulanginya kembali,” pada Hari KIamat? “SEsungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah” seperti telah difirmankan oleh Allah, "Dan Dialah yang menciptakan manusia dari permulaan, kemudian mengembalikan menghidupkan nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya." Ar-Rum 27.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Ankabut ayat 19 Apakah mereka orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan tidak melihat Allah menciptakan makhluk dari sesuatu yang tiada, kemudian Allah matikan dan kemudian Allah bangkitkan pada kali yang lain di hari kiamat untuk dibalas dan dihisab ? Sungguh kebangkitan itu adalah mudah bagi Allah; Karena Allah jika berkehendak atas sesuatu Dia berkata Kun jadilah fa Yakun maka jadi.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, memulai penciptaan makhluk dan mengulanginya kembali.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ankabut Ayat 19Dan apakah mereka lengah sehingga tidak memperhatikan bagaimana Allah senantiasa memulai penciptaan semua makhluk, termasuk manusia, dari tiada. Setelah Allah menciptakan mereka kemudian dia meng-ulanginya kembali setelah hancur dan binasa dengan mengembalikan penciptaan itu seperti semula. Sungguh, mengembalikan penciptaan yang demikian itu sangatlah mudah bagi Allah. Jika demikian, bagaimana mereka mengingkari pengembalian manusia hidup kembali kelak di hari kemudian'20. Meski sudah sangat banyak bukti kekuasaan Allah dan keniscayaan hari akhir yang dikemukakan, Allah memerintahkan nabi Muhammad, katakanlah wahai rasul, kepada orang-orang yang mendustakan kebangkitan setelah kematian, 'berjalanlah di muka bumi ke mana saja kaki berjalan, maka perhatikanlah dengan segera bagaimana Allah memulai penciptaan makhluk yang beraneka ragam, kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir dengan membangkitkan manusia setelah mati kelak di akhirat. Sungguh, Allah mahakuasa atas segala sesuatu yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah sekumpulan penjabaran dari para ulama terkait makna dan arti surat Al-Ankabut ayat 19 arab-latin dan artinya, semoga menambah kebaikan bagi ummat. Support usaha kami dengan memberikan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Bacaan Cukup Banyak Dikunjungi Ada ratusan topik yang cukup banyak dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Baqarah 186, Al-Baqarah 30, Al-Baqarah 2, Ali Imran 133, Al-Infithar, Al-Jumu’ah 9. Termasuk Al-Isra 23-24, Ar-Ra’d, Al-Isra 1, Az-Zariyat 56, Ali Imran 134, Al-Ahzab 21. Al-Baqarah 186Al-Baqarah 30Al-Baqarah 2Ali Imran 133Al-InfitharAl-Jumu’ah 9Al-Isra 23-24Ar-Ra’dAl-Isra 1Az-Zariyat 56Ali Imran 134Al-Ahzab 21 Pencarian qs al hadid ayat 22-23 beserta artinya, surat an nur ayat 24 2, innaanzalna, surah as-syams, tikum artinya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Surah Info Surah Al-'Ankabut of the Holy Quran reminds the Believers to be strong in their faith and not to give up because of family pressures. We can also read stories of previous Prophets and their followers to show that the path of truth is not an easy path. This path has trials and hardships. Tulisan atau Teks Latin Surat Al Ankabut. Ini adalah Surat yang ke-29 di dalam Al Qur’an dan terdiri dari 69 ayat. Silahkan baca juga surat Al Ankabut tulisan Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Al Ankabut – العنكبوت 1. alif-laam-miim 2. ahasiba alnnaasu an yutrakuu an yaquuluu aamannaa wahum laa yuftanuuna 3. walaqad fatannaa alladziina min qablihim falaya’lamanna allaahu alladziina shadaquu walaya’lamanna alkaadzibiina 4. am hasiba alladziina ya’maluuna alssayyi-aati an yasbiquunaa saa-a maa yahkumuuna 5. man kaana yarjuu liqaa-a allaahi fa-inna ajala allaahi laaatin wahuwa alssamii’u al’aliimu 6. waman jaahada fa-innamaa yujaahidu linafsihi inna allaaha laghaniyyun ani al’aalamiina 7. waalladziina aamanuu wa’amiluu alshshaalihaati lanukaffiranna anhum sayyi-aatihim walanajziyannahum ahsana alladzii kaanuu ya’maluuna 8. wawashshaynaa al-insaana biwaalidayhi husnan wa-in jaahadaaka litusyrika bii maa laysa laka bihi ilmun falaa tuthi’humaa ilayya marji’ukum fa-unabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna 9. waalladziina aamanuu wa’amiluu alshshaalihaati lanudkhilannahum fii alshshaalihiina 10. wamina alnnaasi man yaquulu aamannaa biallaahi fa-idzaa uudziya fii allaahi ja’ala fitnata alnnaasi ka’adzaabi allaahi wala-in jaa-a nashrun min rabbika layaquulunna innaa kunnaa ma’akum awa laysa allaahu bi-a’lama bimaa fii shuduuri al’aalamiina 11. walaya’lamanna allaahu alladziina aamanuu walaya’lamanna almunaafiqiina 12. waqaala alladziina kafaruu lilladziina aamanuu ittabi’uu sabiilanaa walnahmil khathaayaakum wamaa hum bihaamiliina min khathaayaahum min syay-in innahum lakaadzibuuna 13. walayahmilunna atsqaalahum wa-atsqaalan ma’a atsqaalihim walayus-alunna yawma alqiyaamati ammaa kaanuu yaftaruuna 14. walaqad arsalnaa nuuhan ilaa qawmihi falabitsa fiihim alfa sanatin illaa khamsiina aaman fa-akhadzahumu alththhuufaanu wahum zhaalimuuna 15. fa-anjaynaahu wa-ash-haaba alssafiinati waja’alnaahaa aayatan lil’aalamiina 16. wa-ibraahiima idz qaala liqawmihi u’buduu allaaha waittaquuhu dzaalikum khayrun lakum in kuntum ta’lamuuna 17. innamaa ta’buduuna min duuni allaahi awtsaanan watakhluquuna ifkan inna alladziina ta’buduuna min duuni allaahi laa yamlikuuna lakum rizqan faibtaghuu inda allaahi alrrizqa wau’buduuhu wausykuruu lahu ilayhi turja’uuna 18. wa-in tukadzdzibuu faqad kadzdzaba umamun min qablikum wamaa alaa alrrasuuli illaa albalaaghu almubiinu 19. awa lam yaraw kayfa yubdi-u allaahu alkhalqa tsumma yu’iiduhu inna dzaalika alaa allaahi yasiirun 20. qul siiruu fii al-ardhi faunzhuruu kayfa bada-a alkhalqa tsumma allaahu yunsyi-u alnnasy-ata al-aakhirata inna allaaha alaa kulli syay-in qadiirun 21. yu’adzdzibu man yasyaau wayarhamu man yasyaau wa-ilayhi tuqlabuuna 22. wamaa antum bimu’jiziina fii al-ardhi walaa fii alssamaa-i wamaa lakum min duuni allaahi min waliyyin walaa nashiirin 23. waalladziina kafaruu bi-aayaati allaahi waliqaa-ihi ulaa-ika ya-isuu min rahmatii waulaa-ika lahum adzaabun aliimun 24. famaa kaana jawaaba qawmihi illaa an qaaluu uqtuluuhu aw harriquuhu fa-anjaahu allaahu mina alnnaari inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin yu/minuuna 25. waqaala innamaa ittakhadztum min duuni allaahi awtsaanan mawaddata baynikum fii alhayaati alddunyaa tsumma yawma alqiyaamati yakfuru ba’dhukum biba’dhin wayal’anu ba’dhukum ba’dhan wama-waakumu alnnaaru wamaa lakum min naasiriina 26. faaamana lahu luuthun waqaala innii muhaajirun ilaa rabbii innahu huwa al’aziizu alhakiimu 27. wawahabnaa lahu ishaaqa waya’quuba waja’alnaa fii dzurriyyatihi alnnubuwwata waalkitaaba waaataynaahu ajrahu fii alddunyaa wa-innahu fii al-aakhirati lamina alshshaalihiina 28. waluuthan idz qaala liqawmihi innakum lata/tuuna alfaahisyata maa sabaqakum bihaa min ahadin mina al’aalamiina 29. a-innakum lata/tuuna alrrijaala wataqtha’uuna alssabiila wata/tuuna fii naadiikumu almunkara famaa kaana jawaaba qawmihi illaa an qaaluu i/tinaa bi’adzaabi allaahi in kunta mina alshshaadiqiina 30. qaala rabbi unshurnii alaa alqawmi almufsidiina 31. walammaa jaa-at rusulunaa ibraahiima bialbusyraa qaaluu innaa muhlikuu ahli haadzihi alqaryati inna ahlahaa kaanuu zhaalimiina 32. qaala inna fiihaa luuthan qaaluu nahnu a’lamu biman fiihaa lanunajjiyannahu wa-ahlahu illaa imra-atahu kaanat mina alghaabiriina 33. walammaa an jaa-at rusulunaa luuthan sii-a bihim wadaaqa bihim dzar’an waqaaluu laa takhaf walaa tahzan innaa munajjuuka wa-ahlaka illaa imra-ataka kaanat mina alghaabiriina 34. innaa munziluuna alaa ahli haadzihi alqaryati rijzan mina alssamaa-i bimaa kaanuu yafsuquuna 35. walaqad taraknaa minhaa aayatan bayyinatan liqawmin ya’qiluuna 36. wa-ilaa madyana akhaahum syu’ayban faqaala yaa qawmi u’buduu allaaha waurjuu alyawma al-aakhira walaa ta’tsaw fii al-ardhi mufsidiina 37. fakadzdzabuuhu fa-akhadzat-humu alrrajfatu fa-ashbahuu fii daarihim jaatsimiina 38. wa’aadan watsamuuda waqad tabayyana lakum min masaakinihim wazayyana lahumu alsysyaythaanu a’maalahum fashaddahum ani alssabiili wakaanuu mustabshiriina 39. waqaaruuna wafir’awna wahaamaana walaqad jaa-ahum muusaa bialbayyinaati faistakbaruu fii al-ardhi wamaa kaanuu saabiqiina 40. fakullan akhadznaa bidzanbihi faminhum man arsalnaa alayhi hasiban waminhum man akhadzat-hu alshshayhatu waminhum man khasafnaa bihi al-ardha waminhum man aghraqnaa wamaa kaana allaahu liyazhlimahum walaakin kaanuu anfusahum yazhlimuuna 41. matsalu alladziina ittakhadzuu min duuni allaahi awliyaa-a kamatsali al’ankabuuti ittakhadzat baytan wa-inna awhana albuyuuti labaytu al’ankabuuti law kaanuu ya’lamuuna 42. inna allaaha ya’lamu maa yad’uuna min duunihi min syay-in wahuwa al’aziizu alhakiimu 43. watilka al-amtsaalu nadhribuhaa lilnnaasi wamaa ya’qiluhaa illaa al’aalimuuna 44. khalaqa allaahu alssamaawaati waal-ardha bialhaqqi inna fii dzaalika laaayatan lilmu-miniina 45. utlu maa uuhiya ilayka mina alkitaabi wa-aqimi alshshalaata inna alshshalaata tanhaa ani alfahsyaa-i waalmunkari waladzikru allaahi akbaru waallaahu ya’lamu maa tashna’uuna 46. walaa tujaadiluu ahla alkitaabi illaa biallatii hiya ahsanu illaa alladziina zhalamuu minhum waquuluu aamannaa bialladzii unzila ilaynaa waunzila ilaykum wa-ilaahunaa wa-ilaahukum waahidun wanahnu lahu muslimuuna 47. wakadzaalika anzalnaa ilayka alkitaaba faalladziina aataynaahumu alkitaaba yu/minuuna bihi wamin haaulaa-i man yu/minu bihi wamaa yajhadu bi-aayaatinaa illaa alkaafiruuna 48. wamaa kunta tatluu min qablihi min kitaabin walaa takhuththhuhu biyamiinika idzan lairtaaba almubthiluuna 49. bal huwa aayaatun bayyinaatun fii shuduuri alladziina uutuu al’ilma wamaa yajhadu bi-aayaatinaa illaa alzhzhaalimuuna 50. waqaaluu lawlaa unzila alayhi aayaatun min rabbihi qul innamaa al-aayaatu inda allaahi wa-innamaa anaa nadziirun mubiinun 51. awa lam yakfihim annaa anzalnaa alayka alkitaaba yutlaa alayhim inna fii dzaalika larahmatan wadzikraa liqawmin yu/minuuna 52. qul kafaa biallaahi baynii wabaynakum syahiidan ya’lamu maa fii alssamaawaati waal-ardhi waalladziina aamanuu bialbaathili wakafaruu biallaahi ulaa-ika humu alkhaasiruuna 53. wayasta’jiluunaka bial’adzaabi walawlaa ajalun musamman lajaa-ahumu al’adzaabu walaya/tiyannahum baghtatan wahum laa yasy’uruuna 54. yasta’jiluunaka bi al’adzaabi wa inna jahannama lamuhiithatun bi alkaafiriina 55. yawma yaghsyaahumu al’adzaabu min fawqihim wamin tahti arjulihim wayaquulu dzuuquu maa kuntum ta’maluuna 56. yaa ibaadiya alladziina aamanuu inna ardhii waasi’atun fa-iyyaaya fau’buduuni 57. kullu nafsin dzaa-iqatu almawti tsumma ilaynaa turja’uuna 58. waalladziina aamanuu wa’amiluu alshshaalihaati lanubawwi-annahum mina aljannati ghurafan tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa ni’ma ajru al’aamiliina 59. alladziina shabaruu wa’alaa rabbihim yatawakkaluuna 60. waka-ayyin min daabbatin laa tahmilu rizqahaa allaahu yarzuquhaa wa-iyyaakum wahuwa alssamii’u al’aliimu 61. wala-in sa-altahum man khalaqa alssamaawaati waal-ardha wasakhkhara alsysyamsa waalqamara layaquulunna allaahu fa-annaa yu/fakuuna 62. allaahu yabsuthu alrrizqa liman yasyaau min ibaadihi wayaqdiru lahu inna allaaha bikulli syay-in aliimun 63. wala-in sa-altahum man nazzala mina alssamaa-i maa-an fa-ahyaa bihi al-ardha min ba’di mawtihaa layaquulunna allaahu quli alhamdu lillaahi bal aktsaruhum laa ya’qiluuna 64. wamaa haadzihi alhayaatu alddunyaa illaa lahwun wala’ibun wa-inna alddaara al-aakhirata lahiya alhayawaanu law kaanuu ya’lamuuna 65. fa-idzaa rakibuu fii alfulki da’awuu allaaha mukhlishiina lahu alddiina falammaa najjaahum ilaa albarri idzaa hum yusyrikuuna 66. liyakfuruu bimaa aataynaahum waliyatamatta’uu fasawfa ya’lamuuna 67. awa lam yaraw annaa ja’alnaa haraman aaminan wayutakhaththhafu alnnaasu min hawlihim afabialbaathili yu/minuuna wabini’mati allaahi yakfuruuna 68. waman azhlamu mimmani iftaraa alaa allaahi kadziban aw kadzdzaba bialhaqqi lammaa jaa-ahu alaysa fii jahannama matswan lilkaafiriina 69. waalladziina jaahaduu fiinaa lanahdiyannahum subulanaa wa-inna allaaha lama’a almuhsiniina

surat al ankabut latin